Para ulama Ahlussunnah wal Jamaah (Aswaja) memiliki kecenderungan yang sangat tinggi untuk memperhatikan tingkat pemahaman masyarakat awam. Karenanya para ulama Aswaja, memiliki bahasa komunikasi yang sangat mudah dipahami oleh masyarakat di tingkat bawah.
Contoh ulama masa kini yang paling mudah dan paling sempurna dalam penguasaan dan pengamalan ini adalah Ketua Umum Pengurus Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) tiga kali yang juga Presiden Republik Indonesia ke-4 KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur). Dari penguasaan dan pengamalan ini berarti Gus Dur merupakan ulama Aswaja sejati yang hidup di zaman ini.
Demikian dinyatakan oleh Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siradj ketika berpidato dalam peringatan kelahiran Gus Dur di kediaman Ciganjur, akhir pekan lalu. Menurut Kiai said -sapaan akrab KH Said Aqil Siradj, Gus Dur merupakan ulama yang sangat peduli dengan kondisi nyata rakyat Indonesia.
"Banyak para intelektual yang hanya berbicara tentang rakyat kecil dengan bahasa yang tidak dimengerti oleh rakyat kecil. Sehingga, rakyat kecil pun pembicaraan mereka tidak pernah didengarkan oleh rakyat kecil," terang Kiai Said.
Lebih lanjut Kiai Said menjelaskan, kondisi yang demikian berbeda dengan kemampuan dan pengamalan Gus Dur yang mampu berbicara dengan beragam level Bahasa. Sehingga selain dipahami oleh kaum elit, pernyataan-pernyataan Gus Dur juga mudah dipahami oleh masyarakat tingkat bawah.
"Memang kalau sedang berbicara politik, Gus Dur sering pusing kepala. Bukan Hanya rakyat yang pusing, tetapi para intelektual pun kut pusing. Namun hal ini tidak berlaku jika berbicara tentang keilmuan atau masalah-masalah rakyat," tandas Kiai said.
Contoh ulama masa kini yang paling mudah dan paling sempurna dalam penguasaan dan pengamalan ini adalah Ketua Umum Pengurus Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) tiga kali yang juga Presiden Republik Indonesia ke-4 KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur). Dari penguasaan dan pengamalan ini berarti Gus Dur merupakan ulama Aswaja sejati yang hidup di zaman ini.
Demikian dinyatakan oleh Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siradj ketika berpidato dalam peringatan kelahiran Gus Dur di kediaman Ciganjur, akhir pekan lalu. Menurut Kiai said -sapaan akrab KH Said Aqil Siradj, Gus Dur merupakan ulama yang sangat peduli dengan kondisi nyata rakyat Indonesia.
"Banyak para intelektual yang hanya berbicara tentang rakyat kecil dengan bahasa yang tidak dimengerti oleh rakyat kecil. Sehingga, rakyat kecil pun pembicaraan mereka tidak pernah didengarkan oleh rakyat kecil," terang Kiai Said.
Lebih lanjut Kiai Said menjelaskan, kondisi yang demikian berbeda dengan kemampuan dan pengamalan Gus Dur yang mampu berbicara dengan beragam level Bahasa. Sehingga selain dipahami oleh kaum elit, pernyataan-pernyataan Gus Dur juga mudah dipahami oleh masyarakat tingkat bawah.
"Memang kalau sedang berbicara politik, Gus Dur sering pusing kepala. Bukan Hanya rakyat yang pusing, tetapi para intelektual pun kut pusing. Namun hal ini tidak berlaku jika berbicara tentang keilmuan atau masalah-masalah rakyat," tandas Kiai said.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar