Sabtu, 13 Agustus 2011

Ahlussunnah Wal Jama’ah (“ASWAJA”)

"ASWAJA"

Untuk mendefinisikan ASWAJA. Perlu kita menerjemahkan kata perkata:
Ahlun, secara bahasa kata ahlun berarti keluarga, tetapi ketika dikontekkan dengan golongan yang lebih besar akan terjadi perluasan makna, seperti kata bani/dinasti, kelompok, organisasi, golongan. Dalam Hal ini, ahlun bermakna adanya loyalitas terhadap sesuatu.

Sunnah secara bahasa berarti jalan. Ketika di-idhofah-kan dengan (ca) kebanyakan as-sunnah diartikan sebagai segala sesuatu yang disandarkan kepada Nabi Muhammad SAW. Tentunya hal ini berkorelasi dengan Allah SWT. Sebagai The One. Definisi ini tidak jauh berbeda dengan definisi dari para Fuqoha’, lain halnya dengan Mutakallimin, mereka mendefinisikan As-sunnah sebagai antonim dari bid’ah.

Jama’ah adalah merupakan salah satu shighot yang mutaradif dengan ijtima’, adapun artinya adalah perkumpulan tiga orang atau lebih. Imam Taqiyuddin memaknai kata ini dengan “menghubungkan sholat imam dengan sholat makmum”. Dalam kitab Ta’lim li al-Muta’lim didefinisikan dengan kumpulan ahlul ‘ilmi.

Adapun kata-kata diatas ketika dirangkai dalam satu kalimat ada beberapa definisi:

Ø Pendahulu umat islam/generasi islam pertama(sahabat, tabi’in, tabi’at-tabi’in) yang sama mengikuti kebenaran dari Kitab Allah dan Sunnah Nabi Muhammad SAW.

Ø Orang-orang yang menetapi sunnah Nabi Muhammad SAW dan jalannya sahabat dari segi aqidah, syariah dan akhlaq.

Ø Sebuah aliran (firqob) dalam agama islam yang lahir dari sebuah pertentangan antara ummat islam waktu itu, yakni pada saat berakhirnya masa kepemimpinan Rosulullah SAW, yang kemudian diteruskan pada periode Khulafah Al-Rasyidin(Abu Bakar R.a, Umar R.a, Utsman R.a dan Ali K.w)

Ahlussunnah wal jama’ah terilhami dari Al-Qur’an dan Al-Hadist. Dalam Al-Qur’an, ASWAJA tidak disebutkan secara tekstual, tetapi tersirat secara substansial. Salah satu indikasinya adalah firman Allah SWT :

“Dan yang Aku perintahkan ini adalah jalan-Ku yang lurus, maka ikutilah. Dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan(lain) karena jalan itu mencerai beraikan kamu dari jalan-Nya. Yang demikian itu Allah perintahkan kepadamu agar kamu bertaqwa”(Q.S. Al-An’am:153)

Sedangkan dari teks Al-Hadist :

1. Hadis Riwayat At-Turmuzi dari Abu Hurairah:

“kaum Yahudi terpecah menjadi 71 atau 72 golongan begitupun kaum Nasrani. Dan Umatku akan terpecah menjadi 73 golongan”.

2. Imam Abu Daut dari riwayat Mu’awiyah ibnu Abu Sufyan :

“Umat ahli kitab sebelum kalian terpecah menjadi 72 golongan dan sesungguhnya agama (islam) ini akan terpecah menjadi 73 golongan. 72 ada dineraka dan hanya satu masuk surga, yaitu Al-Jama’ah”

Mungkin masih banyak lagi Sabda Nabi Muhammad SAW yang tidak tercantumkan, tetapi dalil-dalil diatas sedikit bisa mendasari kemunculan ASWAJA.

Sejarah kemunculan ASWAJA sendiri merupakan proses dialektika yang panjang paska Nabi Muhammad SAW wafat. Sejak kursi kepemimpinan Kholifah dipegang oleh Abu Bakar R. A, konflik silih berganti bermunculan sepanjang kepemimpinan islam ditangan sahabat-sahabat Sumber http://santrigenggong.wordpress.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar