Rabu, 10 Agustus 2011

QADHA & QADAR Hizbut TAHRIR Vs AHLUS Sunnah

Termasuk salah satu kekeliruan Hizb dalam perkara aqidah adalah pemahaman atas Qadha dan Qadar, dan hal ini meskipun telah banyak dibahas oleh banyak pihak namun kiranya masih ada yang menginginkan untuk dibahasnya masalah ini di blog yang mubarokah ini, insyaAllah.
Sekaligus untuk menjawab keinginan dari beberapa pihak yang meminta Tim KomaHT melakukan diskusi copy darat dengan aktivis HT maka berikut ini kami sajikan bahasan Qadha dan Qadar ini dalam bentuk file audio (.mp3) rekaman diskusi antara salah satu kontributor kami dengan seorang aktivis HTI (al akh Roni) yang sampai saat terakhir kami berdiskusi beliau masih aktif di Hizbut Tahrir Indonesia.

Dan kami mohon maaf apabila hasil audio rekaman kurang bersih mengingat diskusi dilakukan oleh salah satu kontributor kami langsung di sebuah masjid selepas sholat Isya’ berjama’ah saat masih banyak kaum muslimin bercengkerama disana.

Satu hal yang ingin ditunjukkan bahwa diskusi tidaklah membuat pertikaian atau saling laknat (mubahalah) bahkan kontributor kami berhasil menjauhi debat kusir, sehingga kekhawatiran kaum muslimin bahwa aktifitas Tim Koma-HT hanya akan membuat ummat kafir senang hal itu tidak benar, bahkan justru kami berhasil menunjukkan betapa Islam mampu membangun sebuah diskusi dan debat ilmiyah antar pemeluk dengan damai, tidak seperti agama lain yang terkadang melarang berfikir dan berdiskusi ilmiyah disisi lain terkadang justru saling hantam dengan kekerasan antar sekte satu dan sekte lain, dan ini kita jumpai pada agama diluar Islam, adapun Islam mengajarkan diskusi Ilmiyah dalam pencarian kebenaran tanpa kekerasan maupun pertengkaran, walhamdulillah.

Dari hasil diskusi tersebut kesimpulan yang diambil adalah :

1. Pemahaman Hizbut Tahrir atas Qadha dan Qadar berbeda dengan Ijma’ Ahlus Sunnah, dalam hal ini HT menganggap Ijma’ Ahlus sunnah keliru.
2. Menurut HT kehidupan manusia terbagi dua : Pertama, Hal-hal yang telah ditentukan Allah, yaitu yang terjadi pada manusia tanpa disengaja, misal kecelakaan. Kedua, Hal-hal yang tidak ditentukan Allah dan murni manusia sendiri yang menciptakan terjadi tidaknya hal tersebut, misal manusia tidak ditentukan masuk surga atau neraka akan tetapi manusia sendiri yang menentukan ia akan menjadi ahli surga atau neraka dengan melakukan amalan sholih atau maksiyat, sehingga amal sholih dan maksiyat manusia yang menentukan manusia masuk surga dan neraka adalah murni manusia sendiri yang menciptakan terjadinya sedangkan Allah tidak menentukannya.

Berikut link download file diskusi tersebut :

http://www.ziddu.com/download/10310136/DiskusiQadhaQadarHizbutTahrir.mp3

Tidak ada komentar:

Posting Komentar