TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - TIMNAS Indonesia wajib menyalakan status siaga satu saat menjamu Bahrain pada partai kedua Grup E babak kualifikasi Piala Dunia 2014 zona Asia, di Stadion Gelora Bung Karno (GBK), Selasa (6/9/2011) malam ini.
Motivasi para pemain tamu sangat tinggi, terutama untuk membalas kekalahan mereka tiga tahun lalu, di tempat yang sama dengan skor 2-1. Saat itu, dua gol Budi Sudarsono pada menit ke-14 dan Bambang Pamungkas pada menit ke-64, hanya mampu dibalas sebiji oleh pemain yang kini sudah pensiun dari timnas, Sayed Mahmood Jalal.
Selain itu, para pemain utama Si Merah mengaku sudah mengetahui beberapa titik lemah tim Merah Putih. "Saya senang bisa kembali ke Indonesia. Empat tahun lalu tentu sangat menyesakkan, namun saya merindukan suasana teriakan puluhan ribu penonton, yang mungkin tak ada di Bahrain. Beruntungnya, kami sudah mengantongi kelemahan tim Anda," sebut Abdullah Omar, kepada Tribunnews, dalam perbincangan di lobi hotel Century, pagi tadi.
Pemain yang fasih berbahasa Inggris ini enggan menyebut titik-titik tertentu yang akan digempur teman-temannya. Namun seperti sudah dikatakan pelatih Peter Taylor, umpan silang dan faktor kecepatan di sayap bakal menjadi titik bahaya bagi Indonesia. Omar dan Ismail Abdul Latif adalah sosok kreator yang sangat lincah di sisi sayap.
Omar menyebut, rekan-rekannya yang dulu pernah bermain di Jakarta, seperti Abdulla Marzooq, Husain Baba, Mahmood Abdulrahman dan Fouzi Aaish, juga sudah mengetahui hal yang bisa membuat mereka merenggut tiga angka dari Indonesia. "Kami berlima pernah merasakan sesuatu di sini, dan itu jadi pelajaran berharga. Intinya, kami tak boleh meladeni permainan tim Anda. Justru tim Anda yang harus waspada dengan saya dan empat teman lain yang pernah menginjakkan kaki di sini," beber playmaker asal klub Liga Swiss, Neuchâtel Xamax ini. Bagi Bahrain, lima sekawan tersebut menjadi pemain kunci, plus keberadaan Ismail Latif dan Salman Isa.
Motivasi para pemain tamu sangat tinggi, terutama untuk membalas kekalahan mereka tiga tahun lalu, di tempat yang sama dengan skor 2-1. Saat itu, dua gol Budi Sudarsono pada menit ke-14 dan Bambang Pamungkas pada menit ke-64, hanya mampu dibalas sebiji oleh pemain yang kini sudah pensiun dari timnas, Sayed Mahmood Jalal.
Selain itu, para pemain utama Si Merah mengaku sudah mengetahui beberapa titik lemah tim Merah Putih. "Saya senang bisa kembali ke Indonesia. Empat tahun lalu tentu sangat menyesakkan, namun saya merindukan suasana teriakan puluhan ribu penonton, yang mungkin tak ada di Bahrain. Beruntungnya, kami sudah mengantongi kelemahan tim Anda," sebut Abdullah Omar, kepada Tribunnews, dalam perbincangan di lobi hotel Century, pagi tadi.
Pemain yang fasih berbahasa Inggris ini enggan menyebut titik-titik tertentu yang akan digempur teman-temannya. Namun seperti sudah dikatakan pelatih Peter Taylor, umpan silang dan faktor kecepatan di sayap bakal menjadi titik bahaya bagi Indonesia. Omar dan Ismail Abdul Latif adalah sosok kreator yang sangat lincah di sisi sayap.
Omar menyebut, rekan-rekannya yang dulu pernah bermain di Jakarta, seperti Abdulla Marzooq, Husain Baba, Mahmood Abdulrahman dan Fouzi Aaish, juga sudah mengetahui hal yang bisa membuat mereka merenggut tiga angka dari Indonesia. "Kami berlima pernah merasakan sesuatu di sini, dan itu jadi pelajaran berharga. Intinya, kami tak boleh meladeni permainan tim Anda. Justru tim Anda yang harus waspada dengan saya dan empat teman lain yang pernah menginjakkan kaki di sini," beber playmaker asal klub Liga Swiss, Neuchâtel Xamax ini. Bagi Bahrain, lima sekawan tersebut menjadi pemain kunci, plus keberadaan Ismail Latif dan Salman Isa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar