TEMPO Interaktif, Jakarta - Pelatih tim nasional Indonesia, Wim Rijsbergen, memastikan kesebelasan asuhannya tidak akan bermain bertahan melawan Bahrain dalam lanjutan babak ketiga Pra-Piala Dunia 2014 Zona Asia Grup E di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan, malam ini. "Kami akan menekan pemain lawan," kata Rijsbergen dalam jumpa pers di Hotel Century, kemarin.
Wim mengungkapkan timnya akan mempertahankan penguasaan bola dan menghindari tendangan sudut. "Kami tidak akan bertahan karena ini pertandingan kandang."
Mengambil inisiatif permainan lebih dulu dan menguasai bola selama mungkin, menurut Rijsbergen, juga menjadi cara paling tepat buat mengatasi kelebihan postur para pemain Bahrain. Menurut bintang Belanda di final Piala Dunia 1974 dan 1978 itu, fisik lawan sama dengan Iran yang menggasak Indonesia 3-0 pada pertandingan pertama Grup E di Stadion Azadi, Teheran, Jumat lalu, yaitu tinggi dan besar.
Dua dari tiga gol ke gawang Kiper Markus Haris Maulana di Azadi lahir dari bola-bola atas yang menjadi 'makanan' para pemain yang lebih jangkung. Hamka Hamzah dan kawan-kawan gagal menghadang lompatan Kapten Iran, Javad Nekounam, untuk menyundul bola dari tendangan bebas.
Hanya dengan mempertahankan konsentrasi selama 90 menit, Rijsbergen melanjutkan, Hamka cs bisa mengantisipasi bola-bola lambung dari Bahrain dan menguasai aliran bola selama mungkin dengan baik. "Karena kami tidak bisa menggelembungkan tubuh pemain," katanya.
Meski demikian, kesiapan Indonesia memainkan taktik possession football itu sedikit diragukan karena persiapan Bahrain di Senayan lebih baik. Tim asuhan mantan pelatih Inggris U-21, Peter John Taylor, itu sudah tiba di Jakarta, Sabtu lalu, dan berlatih di Gelora keesokan harinya. Indonesia baru tiba Minggu malam lalu.
Rijsbergen mengakui lamanya waktu perjalanan dari Yordania ke Iran, lalu kembali ke Jakarta, melelahkan pemain. "Itu memang tak ideal, tapi tak bisa kami hindari. Yang terpenting sekarang mental pemainnya," katanya.
Kapten Indonesia, Bambang Pamungkas, mengatakan mereka baru mendarat di Bandar Udara Soekarno-Hatta dari Teheran sekitar pukul 23.00 WIB. Mereka tiba di hotel satu jam kemudian dan beberapa di antaranya baru bisa tidur pukul 02.00. "Cukup capek, tapi semangat teman-teman sangat luar biasa," ujarnya.
Meski begitu, Bambang optimistis bisa menggulung Bahrain. Masuknya penyerang Boaz Salossa, bek Ricardo Salampessy, dan gelandang Ahmad Bustomi, menurut penyerang Persija Jakarta itu, akan menjadi senjata baru bagi timnas. Ketiganya absen saat melawan Iran. Selain itu, ia melanjutkan, dukungan ribuan pendukung Garuda di Stadion Utama akan mendongkrak mental para pemain. "Akan jadi dukungan luar biasa bagi kami."
Bambang dan gelandang Firman Utina ikut membela Indonesia mengalahkan Bahrain, 2-1, dalam babak penyisihan grup putaran final Piala Asia 2007 di Stadion Utama. Namun kemenangan dalam pertemuan terakhir tersebut, kata Bambang, tak bisa dijadikan barometer kekuatan Bahrain saat ini. "Setiap pertandingan selalu berbeda."
Adapun Taylor mengaku telah mengantongi kelemahan Bambang cs, meski tidak mau memerincinya. "Kami melihat pertandingan persahabatan antara Indonesia dan Yordania. Indonesia punya organisasi permainan yang bagus. Saya kira besok (hari ini) akan jadi pertandingan yang sulit," katanya.
Mantan pemain sayap Tottenham Hotspur itu mengatakan persaingan di Grup E sangat ketat. Ia mencontohkan hasil pertandingan antara timnya dan Qatar. Meski bertanding di hadapan publik sendiri, mereka harus puas dengan hasil 0-0. "Saat itu, beberapa pemain kami kurang sehat, tapi mereka tampil baik. Kami seharusnya menang 1-0," ucapnya.
Ia memprediksi Indonesia dan Bahrain akan saling menyerang. "Ini akan jadi pertandingan menarik. Kedua tim memiliki kesempatan menang," katanya.
Wim mengungkapkan timnya akan mempertahankan penguasaan bola dan menghindari tendangan sudut. "Kami tidak akan bertahan karena ini pertandingan kandang."
Mengambil inisiatif permainan lebih dulu dan menguasai bola selama mungkin, menurut Rijsbergen, juga menjadi cara paling tepat buat mengatasi kelebihan postur para pemain Bahrain. Menurut bintang Belanda di final Piala Dunia 1974 dan 1978 itu, fisik lawan sama dengan Iran yang menggasak Indonesia 3-0 pada pertandingan pertama Grup E di Stadion Azadi, Teheran, Jumat lalu, yaitu tinggi dan besar.
Dua dari tiga gol ke gawang Kiper Markus Haris Maulana di Azadi lahir dari bola-bola atas yang menjadi 'makanan' para pemain yang lebih jangkung. Hamka Hamzah dan kawan-kawan gagal menghadang lompatan Kapten Iran, Javad Nekounam, untuk menyundul bola dari tendangan bebas.
Hanya dengan mempertahankan konsentrasi selama 90 menit, Rijsbergen melanjutkan, Hamka cs bisa mengantisipasi bola-bola lambung dari Bahrain dan menguasai aliran bola selama mungkin dengan baik. "Karena kami tidak bisa menggelembungkan tubuh pemain," katanya.
Meski demikian, kesiapan Indonesia memainkan taktik possession football itu sedikit diragukan karena persiapan Bahrain di Senayan lebih baik. Tim asuhan mantan pelatih Inggris U-21, Peter John Taylor, itu sudah tiba di Jakarta, Sabtu lalu, dan berlatih di Gelora keesokan harinya. Indonesia baru tiba Minggu malam lalu.
Rijsbergen mengakui lamanya waktu perjalanan dari Yordania ke Iran, lalu kembali ke Jakarta, melelahkan pemain. "Itu memang tak ideal, tapi tak bisa kami hindari. Yang terpenting sekarang mental pemainnya," katanya.
Kapten Indonesia, Bambang Pamungkas, mengatakan mereka baru mendarat di Bandar Udara Soekarno-Hatta dari Teheran sekitar pukul 23.00 WIB. Mereka tiba di hotel satu jam kemudian dan beberapa di antaranya baru bisa tidur pukul 02.00. "Cukup capek, tapi semangat teman-teman sangat luar biasa," ujarnya.
Meski begitu, Bambang optimistis bisa menggulung Bahrain. Masuknya penyerang Boaz Salossa, bek Ricardo Salampessy, dan gelandang Ahmad Bustomi, menurut penyerang Persija Jakarta itu, akan menjadi senjata baru bagi timnas. Ketiganya absen saat melawan Iran. Selain itu, ia melanjutkan, dukungan ribuan pendukung Garuda di Stadion Utama akan mendongkrak mental para pemain. "Akan jadi dukungan luar biasa bagi kami."
Bambang dan gelandang Firman Utina ikut membela Indonesia mengalahkan Bahrain, 2-1, dalam babak penyisihan grup putaran final Piala Asia 2007 di Stadion Utama. Namun kemenangan dalam pertemuan terakhir tersebut, kata Bambang, tak bisa dijadikan barometer kekuatan Bahrain saat ini. "Setiap pertandingan selalu berbeda."
Adapun Taylor mengaku telah mengantongi kelemahan Bambang cs, meski tidak mau memerincinya. "Kami melihat pertandingan persahabatan antara Indonesia dan Yordania. Indonesia punya organisasi permainan yang bagus. Saya kira besok (hari ini) akan jadi pertandingan yang sulit," katanya.
Mantan pemain sayap Tottenham Hotspur itu mengatakan persaingan di Grup E sangat ketat. Ia mencontohkan hasil pertandingan antara timnya dan Qatar. Meski bertanding di hadapan publik sendiri, mereka harus puas dengan hasil 0-0. "Saat itu, beberapa pemain kami kurang sehat, tapi mereka tampil baik. Kami seharusnya menang 1-0," ucapnya.
Ia memprediksi Indonesia dan Bahrain akan saling menyerang. "Ini akan jadi pertandingan menarik. Kedua tim memiliki kesempatan menang," katanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar